Semakin Tua Semakin Ingin Mahal?

22.13

 2 minggu yang lalu, aku membeli kain di sebuah toko di sekitaran daerah pecinan bersama suamiku dan anakku. Berencana membeli kain untuk dijahitkan dan akan dipakai pada saat pernikahan adik iparku. Singkat cecrita, ada konsumen lain yang akan membeli kain di toko tersebut. 2 orang wanita paruh baya dan yang satu sudah sepuh (tua).  Sepertinya ibu dan anak, karena aku sempat mendengar wanita yang paruh baya memanggil wanita yang sudah tua itu dengan sebutan mbok. Mbok memakai baju brokat panjang, berkerudung, dan berjarik mlipit dan panggil saja dia mbah. 

“Meh tuku kain sing larang.” Ujar mbah kepada pegawai toko. Beliau ingin membeli kain brokat yang harganya mahal, ditawari dengan harga 30 ribuan per meter ditolaknya. Entah akan dipakai dalam acara apa kain tersebut aku juga kurang tahu. 

Kejadian itu membuatku teringat akan almarhum mbah putri, ibu dari ibuku. Dulu pernah ikut dengan om ku, adik ibuku di Sidoarjo karena harus pengobatan di sana. Pada suatu hari beliau berkata menginginkan tas. Sebagai anak omku mengantar beliau ke Tanggulangin pusatnya jual beli tas, sepatu, dan barang-barang lainnya. Beliau akhirnya memilih sebuah tas, tidak besar juga tidak kecil, katanya yang muat bawa buku yang biasanya dibaca oleh mbah. Setelah dibayar ternyata harganya lumayan mahal sekitar 300/ 500 ribuan kalau tidak salah ingat. Pada saat itu seharga sangatlah lumayan bagi kami. Hehe.. Entah mbah ku pada saat memilih tahu tidak harganya aku juga kurang tahu. 

Disini yang saya herankan, apakah semakin bertambah usia orang itu menginginkan suatu barang yang harganya mahal? Entah barangnya, atau kebermanfaatannya. Atau ini hanya kebetulan yang saya temui dengan kejadian yang hampir sama walaupun tidak sama persis.

Sebagai anak seperti wanita paruh baya dan omku tentunya akan mengabulkan apa yang diminta oleh orang tuanya. Demi kebahagian dan tentunya baktinya kepada orang tua.