Ketika Umroh Murah sedang Marak (1)
23.02
Akhir-akhir
ini sedang marak pemberitaan mengenai adanya korban php oleh para biro umroh yang mengadakan promo (tentunya) murah. Mulai
dari orang biasa sampai juga para artis. Mulai yang bertindak oleh biro yang menurut
saya sudah terkenal seantero Indonesia sampai juga yang masih lokal
ketenarannya.
Memang jika melihat berita yang ada
di internet, tv, maupun surat kabar cetak masih saja ada tiap tahunnya calon
jamaah umroh yang belum dilancarkan untuk pergi beribadah ke tanah suci.
Penundaan, pembatalan, bahkan bisa jadi sampai penipuan. Pemberian promo oleh
para tour dan travel umroh memnag sangat
menggiurkan, akan tetapi apabila promo itu menjadi masalah, calon jamaah lah
yang menjadi korban.
Melihat dari salah satu acara TV swasta, dikatakan oleh narasumber dalam acara tersebut yaitu Ketua perhimpunan penyelenggara Umroh dan Haji, Baluki Ahmad, pemberian harga murah oleh biro umroh, bisa jadi pelayanan yang diberikan kemungkinan ada yang di hidden/ disembunyikan. Yang tidak biasa dilakukan oleh pelayanan normal. Biasanya dengan tiket pesawat, pesawat yang tidak direct flight, sampai di Saudi Arabia bisa jadi hotel dan catering tidak seperti yang ditentukan di awal, hotel di pinggiran sekitar 400- 500 meter (oke-oke saja), tidak makan di hotel yang ditentukan di awal, mereka diajak makan di warung atau foodcourt, dan pembimbing ibadah (Mutthowif) yang biasanya 15/ 10 jamaah didampingi 1 mutthowif terjadi 1 atau 2 bus didampingi 1 mutthowif dikarenakan biaya yang tidak bisa dibayarkan. *sumber penulisan saya dapatkan dari video tayangan NSI dengan perubahan
Melihat dari salah satu acara TV swasta, dikatakan oleh narasumber dalam acara tersebut yaitu Ketua perhimpunan penyelenggara Umroh dan Haji, Baluki Ahmad, pemberian harga murah oleh biro umroh, bisa jadi pelayanan yang diberikan kemungkinan ada yang di hidden/ disembunyikan. Yang tidak biasa dilakukan oleh pelayanan normal. Biasanya dengan tiket pesawat, pesawat yang tidak direct flight, sampai di Saudi Arabia bisa jadi hotel dan catering tidak seperti yang ditentukan di awal, hotel di pinggiran sekitar 400- 500 meter (oke-oke saja), tidak makan di hotel yang ditentukan di awal, mereka diajak makan di warung atau foodcourt, dan pembimbing ibadah (Mutthowif) yang biasanya 15/ 10 jamaah didampingi 1 mutthowif terjadi 1 atau 2 bus didampingi 1 mutthowif dikarenakan biaya yang tidak bisa dibayarkan. *sumber penulisan saya dapatkan dari video tayangan NSI dengan perubahan
Banyak biro umroh yang menawarkan
umroh murah, akan tetapi keberangkatan bisa jadi tahun depan bahkan 2 tahun
kemudian setelah pembayaran. Terkait hal itu lingkungan saya juga ada yang
mengalaminya. Ibu saya pernah ditawari oleh (bisa dibilang) temannya dengan
hanya membayar kurang dari 20 juta sudah bisa berangkat umroh entah itu sudah
termasuk biaya handling, suntik
meningitis dll atau belum, tetapi harus menunggu setahun kemudian. Teman ibu
saya tersebut menawari pada awal tahun 2016 yang lalu, beliau juga ikut
mendaftar. Namun, sampai sekarang sepertinya juga belum berangkat.
Saya
jadi teringat kejadian yang saya alami tahun lalu tepatnya di Bulan April.
Alhamdulillah saya dan ibu bisa berangkat umroh. Setelah survey beberapa biro
akhirnya memilih biro yang lebih dekat dari rumah, lebih srek kata ibu. Walaupun sebenarnya jika dilihat dari range harga
yang ditawarkan hanya selisih beberapa digit angka. Kami mendaftar di Bulan
Maret dan dijanjikan keberangkatan bulan April. Hal ini sangat cepat
keberangkatannya daripada harus menunggu beberapa bulan lamanya. Program yang
kami pilih katanya sih umroh promo dengan harga 20 juta ke atas keberangkatan
dari Solo- Jeddah. Keberangkatan dari Solo langsung menuju ke Jeddah ini sangat
menggiurkan juga, karena di biro yang lain diharuskan transit terlebih dahulu
di Malaysia untuk beberapa jam lamanya dengan iming- iming bisa melihat negaranya
orang lain (oke baik, pikiran saya sih cuma di bandaranya aja sih ya).
Hari pertama kami melakukan
pendaftaran dan DP, hari selanjutnya pelunasan serta penyerahan koper dan
peralatan penunjang umroh (kerudung, seragam, mukena, dan buku doa), dan
berikutnya pembuatan passport. Passport kami buat mandiri tidak dibantu
dibuatkan oleh biro (soalnya keimigrasian lokasinya dekat dengan rumah kami),
ini ternyata juga memangkas budget yang dikeluarkan. Suntik meningitis kami
dibantu oleh biro, ternyata antrinya juga luar biasa. Manasik umroh dilakukan
di asrama haji, selanjutnya kami menunggu kabar kesiapan keberangkatan.
Keberangkatan kami sebenarnya juga
mundur dengan alasan sticker visa dari Arab Saudi yang habis dan belum dikirim
lagi dari sana (Arab). Untuk masalah ini ternyata bukan hanya kami yang
mengalaminya, sudah menjadi masalah nasional bagi jamaah umroh di seluruh
Indonesia pada waktu itu.
Saya skip ceritanya dan langsung saja setibanya
di Saudi Arabia yaa.. (sebenaranya banyak cerita dibalik ini, belum sempet
nulis L).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 komentar
Berikan aku sebait tulisan komentarmu :D